Kamis, 24 November 2011

MANUSIA MENCIPTAKAN TUHAN atau TUHAN MENCIPTAKAN manusia

                Ketika saya lagi duduk santai di teras, dan menyandarkan punggung dengan santai, dan di temani segelas air putih dan sepiring roti, saya di teganggakn oleh sebua tulisan yang mengatakan. Apakah kita yang menyiptakan tuhan apa tuhan yang menyiptakan kita. Kita telaah makna pertama, kita menciptakan tuhan. Kita flasbackdari jaman nenek moyang kita, yang selalu menyembah roh-roh leluhur, tuhan yang menghabiskan dana karena sesajinya dan tuhan yang selalu merepotkan dan tak pernah membuat bahagia, tetap aja di sembah. Karena dalam pencarian tuhannya roh-roh itu yang di temukan. Belum lagi  umat yang menemukan pohon besar yang di tuju sebagai tuhan, pohon yang tak pernah makan bunga tetep saja di suguhi bunga, pohon yang terkadang di kasih makan ….eh ternyata habis beneran. Bukan habis di makan pohon, tp di curio rang yang kebetulah lewat.haaaaahhhahaha. Pohon itu pun yang di temukan saat pencarian tuhan.
                Ada yang menyembah matahari, dan matahari itu di anggap sebagai tuhan. Dan suatu hari ada seseorang wanita yang di perkosa seorang klompotan rampok… trus dia memohon pada tuhannya. Memohon bukan untuk di tolong tapi bilang “kenapa sih tuhan kamu hanya hadir di siang hari, ini aku gimana< tiga orang pria tak dikenal menodai ku. “ andai aku jadi hambanya, yang kulakukan tak lain menepuk kening dan bilang aaaaaaaaahhhh tuhan payah. Belum lagi yang menganggap kencingan sapi itu dewa…. Malah parah ini, orang gila ae gx mau kali ya. In yang sadar malah diminumi air kencingnya sapi. Aneh
Itu semua adalah bukti manusia kecenderungan menciptakan tuhan kan…. Nyatanya setiap oarng mempunyai tuhan yang berbeda, mungkin gx sehhh I mahluk dengan tuhan berbeda, atau tuhan kita itu tukang copy paste dunk.

Ia gx….


Jika anda memnjawab ia berarti iman anda perlu di pertanyakan, dan jika anda tidak stuju dengan statmen di atas, alhamdulillaha sesuatu banget. Akan kah hadir didunia ini sesuatu tanpa penciptanya. Tak mungkin, bagaimana bisa bisa serapi in kehidupan yang saling melengkapi di dunia in, belum lagi di antariksa yang saling berputar tanpa membentur, andai saja barang ada berasal dr tidak ada. Duduk tiba-tiba ada roti….. mungkin gx see…. Pengen pergi, tiba-tiba ada pesawat mapir. Tak mungkin. Begitu juga kita terlahir pasti ada yang menyiptakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar