Senin, 26 Oktober 2009

Contoh Proposal

PROPOSAL KEGIATAN
KAJIAN BULANAN MENINGKATKAN SPIRITUAL QUOTION
DENGAN MANAGEMEN QOLBU









BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2009

LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Kekiatan
Kajian Bulanan Meningkatkan Emosional Question
dengan Managemen Qolbu
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya

Surabaya 20 April 2009
Ketua BEM FIK Ketua Pelaksana




Faruq Alfero Imam Bukhori
NIM. NIM.


Mengetahui,


Pembantu Dekan III
FIK UNESA




Drs. Imam Marsudi, M.Si.
NIP.



A. Latar Belakang
Menjamurnya ajaran-ajaran baru akhir-akhir ini dan sepinya mushola kampus atau pengalihan sarana sebagai Hospot area, mushola bukan sebagai tempat beribadah lagi melainkan sebagai tempat chat. Tentunya hal itu karena lemahnya pengetahuan mahasiswa tentang agama. Tentunya sangat riskan kalau hal itu terjadi pada mahasiswa sebagai kader penerus bangsa, pemuda intelektual. Aktifitas kuliah yang penuh tenaga di Fakultas Ilmu Keolahragaan menjadikan terkurasnya tenaga hal inilah sebagai alasan menunda-nunda sholat dan akhirnya tidak sholat itu suatu hal yang biasa
Kegiatan kajian bulanan meningkatkan spiritual question dengan managemen qolbu Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya ini dilaksanakan untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa FIK UNESA dan suatu cara untuk mendekatkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan diri kita kepada Allha SWT.

B. Tema
Kajian bulanan meningkatkan spiritual quotion dengan managemen qolbu

C. Tujuan
Kegiatan ini diadakan bertujuan untuk :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatkan pengetahuan agama
3. Meningkatkan kreatifitas mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan
4. Menjadikan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan yang berbudi pekerti




D. Landasan
1. Pancasila
2. Undang-undang dasar 1945, Pasal 29
3. Program Kerja BEM Fakultan Ilmu Keolahragaan Departemen Agama

E. Bentuk Kegiatan
Ceramah dan tanya jawab

F. Sasaran
Kegiatan ini ditujukan kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya

G. Waktu dan Tempat
Waktu : Hari minggu 26 April 2009
Tempat : Auditorium FIK UNESA Lt.3

H. Susunan Acara
Terlampir

I. Anggaran Dana
Terlampir

J. Susunan Kepanitiaan
Terlampir

K. Penutupan
Demikian proposal imi dibuat atas perhatiannya disampaikan terimakasih.




Lampiran I
Susunan Acara
No Waktu Acara Keterangan
1.

2.





3.

4.

5.

6. 07.00-08.00

08.00-09.00





09.00-10.30

10.30-11.00

11.00-12.00

12.00-12.20 Regristasi

Pembukaan
- Pembacaan ayat suci al-qur’an
- Sambutan ketua pelaksanaan
- Sambutan PD III
- Nasyid

Materi

Istirahat di iringi nasyid

Materi

Penutup dan do’a Panitia


Rubby Kurnia
Imam bukhori
Drs. Imam Marsudi
Gending Panepen

Ust. Heri

Gending Panepen

Ust. Aris

Mursid




Lampiran II
Anggaran Dana
A. Pemasukan
SDP Rp 2.000.000,00

B. Pengeluaran
1. Kesekretariatan
- Pembuatan proposal Rp 5.000
- Sertifikat @ Rp 2.000 X 60 Rp 120.000
- Surat-menyurat Rp 50.000
- Note book @ Rp 2000 X 60 Rp 120.000+
Rp 295.000
2. Acara
- Fee narasumber 3 X Rp.100.000 Rp 300.000
- Moderator Rp 70.000
- Nasyid Rp 100.000+
Rp 470.000
3. Humas
- Komunikasi Rp 100.000
- Transportasi Rp 100.000+
Rp 200.000
4. Konsumsi Rp 600.000
5. Perlengkapan Rp 200.000

6. Pupdekdok
- Backdrop Rp 160.000
- Afrduk foto Rp 70.000
- Baterai 3 X Rp 5000 Rp 15.000
- Pamflet Rp 30.000+
Rp 205.000
TOTAL Rp 2.000.000











Lampiran III
Susunan Kepanitiaan
Pelindun : Dekan FIK
Penasehat : PD III FIK
Penanggung Jawab : Ketua BEM FIK
Ketua pelaksana : Imam Bukhori
Sekertaris : Diniar Ayu
Bendahara : Mira Pradipta
Seksi Acara : Bayu Sanditias
Seksi Kesekertariatan : Ruby Kurniawan
Seksi Konsumsi : Lilla Puspita
Seksi Pubdekdok : Hayatun
Seksi Humas : Hamdi
Seksi Perlengkapan : Imam Moksinun

Selasa, 08 September 2009

Stop Teroris

Teroris sekarang mulai meraja lela, keberadaannya sungguh bikin kita resah. Saat negeri ini mulai menampakkan cahayanya, terhirup aroma harumnya kini hangus oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab. Agama yang menjunjung tinggi perdamaian, agama yang merahmati semua umat, ikut-ikutan ternoda. Ya Allah ya rabb…bukalah pintu hati mereka, tunjukkanlah jalan lurusmu, berikanlah cahayamu biar mereka tak lagi digelapkan oleh pemikiran-pemikiran yang keliru. Bukankah banyak jalan untuk menuju jihat di jalanmu ya Allah…jihat yang memberikan banyak kontribusi positif bagi umat, sehingga di hari akhir nanti semua manusia yang menginjakkan kaki di bumi tercinta ini merupakan Umat Nabi Muhammad. Bukankah itu yang kita harapkan saudaraku??
Andai teroris itu di benarkan, kenapa para petinggi mencari calon pengantin, bukan dirinya sendiri yang melakukan. Bukankah dimakro’kan mendekatkan diri kepada Allah mendahulukan orang lain. Masih banyak kan ibadah yang diwajibkan maupun di sunahkan bukan malah melakukan yang makro’.
Jihat macam apa yang diperbolehkan membunuh orang-orang yang tak berdosa, menodai agama. Stop teroris! jangan kau menodai pikiran anak bangsa. Biarkan mereka menunjukkan prestasinya dan siap untuk mengharumkan nama bangsa.
Habblum minna Allah wa Habblum minnannas, hubungan kita dengan sesama manusia juga penting untuk diperhartikan. Hubungan dengan Allah baik tetapi hubungan sesamanya buruk tidak seimbang bukan!!!hal itu kelak di akhirat pasti mendapatkan imbalan. Jihat lakukanlah dengan tepat, dengan tempat dan waktu yang tepat pula. Jika itu terjadi maka hati umat muslim akan bangkit, generasi penerus mempunyai semangat kuat untuk melakukan yang terbaik untuk agamanya, Ukhuwah islamiyah terjalin dengan baik, cahaya islam pantas dihauskan oleh semua umat.
Memang agama islma buat semua umat…betulll!!!!Allah hu akbar….

Senin, 24 Agustus 2009

Sudahkah Aku Bertuhan

Sudahkah aku bertuhan
Tuhan yang memenuhi kebutuhan hidupku
Yang memberiku kebahagiaan abadi
Yang memberiku ketentraman
Yang memberiku kesejahteraan
Yang selalu ada setiap aku butuhkan
Yang selalu mengawasiku dimana pun aku berada
Apakah Materi?
Materi yang bisa memenuhi kebutuhan hidupku,
Materi yang sedikit membuatku bahagia
Materi yang mebeli kebahagiaan ku
Dan bisakah aku tentram
Tidak, bertuhan dengan materi membuat ku celaka
Aku dikucilkan orang, gara-gara aku pelit
Materi tidak selalu menemaniku
Materi mebeliku kebahagiaan yang celaka
Apakah Benda?
Benda yang mempunyai kekuatan
Benda yang memperkokoh diriku
Dan bisakah aku bahagia
Tidak, benda membuatku repot dengan sesajinya
Tidak mungkin tuhan meperbudakku
Tuhan tak bisa meliputiku saat kemana
Apakah Allah?
Allah menjawab semua imajiku, impianku, harapanku
Allah selalu ada saat ku butuhkan
Dekatnya Ia di urat leherku membuat ku tak rapuh lagi
Aku dibuat aman, nyaman Olehnya
Aku diberi kebahagiaan yang abadi, kebahagiaan yang tak bisa dibeli
Sungguh kata yang terungkap, lautan tinta tuk menulis tak kan sanggup melukiskan kebahagiaan hidup yang ku dapat
Allah tak pernah menuntutku
Allah tak pernah hengkang dari ku
Allah tak pernah merepotkanku
Allah hu akbar
Allah hu akbar
Allah hu akbar

Surat Buat Dinda

Cintaku seperti arkeolog
Kau tersimpan dalam museum cintaku
Setiap detik berlalu dirimu semakin berarti buatku
Cintaku tak seperti cinta yang lain
Yang hilang dimakan waktu
Dan berakhir dengan penyesalan.
Aku tahu cinta sejati hanya datang sekali dalam hidup
Engkau tahu siapa cinta sejatiku?
Yaitu kamu
Dalam dirimu sungguh banyak keindahan
Dan tak banyak orang yang tahu
Tidak hanya mata, telinga, dan alat indra lainnya yang merasakannya
Tapi juga hati Ku, Keindahan mu membuat relung hatiku bergetar
Sayang Ku, aku teringat waktu pertama melihatmu
Dari jauh kau nampak anggun dan berwibawa
Dan saat aku mendekat, kau nampak cantik dan menarik
Disitulah mulai tumbuh benih-benih cintaku
Dan ketika aku tahu tentang mu, akupun takjub akan kesholehanmu
Menari, berdansa, kebahagiaan yang tak cukup untuk menggambarkan isi hatiku
Aku seperti penyelam,
Menyelam dalam laut bunaken, semakin kedalam
Wauuuu..
Subhanallah…….
Subhanallah…..
Subhanallah…lua biasa indahnya
Setiap malam kukirim sesosok bidadari untukmu
Setiap hari pula bidadari itu kembali lagi padaku
Dalam indah bibirnya kelauar kata
“Akang, masak bidadari di suruh jaga bidadari”

Allah hu akbar..

Sabtu, 01 Agustus 2009

Contact Me

e-mail : backrojez@yahoo.com

Friendster : backrojez@yahoo.com
nic name : backrojez

Facebook :Backrojez@yahoo.com
nic name : backrojez backrojez el lamongany

Bloger : backrojez.blogspot.com

No Ponsel : 085645171548

About Me

Imam Bukhori, cowok bertampang imut, sederhana, suka bergaul.Terlahir di Ds. Kalipang, Kec. Sugio, Kab. Lamongan.
kuliah di Universitas Negeri Surabaya, fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Penkesrek, Prodi S1 Ilmu keolahragaan



bercita-cita sebagai Presiden, or or menjadi Bos di Tempat aku bekerja

Rabu, 22 Juli 2009

apakah cinta itu buta?

Banyak orang bilang cinta itu buta, tak kenal apapun...?
bagaimana mnenurut anda?
pernahkah anda tertarik dengan orang cantik yang melintas di jalan, meliuk-liuk dengan gaunnya yang menawan?
pernakah anda tertarik dengan orang yang satu hobby, meskipun wajahnya tidak membuat anda bergairah?
pernakah anda tertarik dengan orang yang baik hati... tetapi fisiknya tidak sama sekali membuat anda tertarik...?
pernakah anda melihat orang berpacaran dan menurut anda tidak serasi, gara-gara masalah fisik?
lantas anda menganggapnya cinta itu buta. tidak

cinta itu tidak buta
dalam hal cinta bukan panca indra kita yang berperan baik itu penglihatan,pendengaran, penciuman, perasa maupun peraba. tapi lebih dari itu yaitu hati atau perasaan yang merupakan indra keenam kita. jika anda sering mengasanya, rasakan sendiri hasilnya, luar biasa, inilah yang akan mengantarkan anda pada pintu kebahagiaan. hal inilah yang sering dilupakan, lantas semua bilang cinta itu buta.
orang yang fisiknya tidak menarik lantas tidak mungkin jadi pacar anda
suara yang cempreng, iiiiihhhh ogah banget
orang yang bau, jangan deketin gue
ooow...oow.... jika itu yang anda lakukan...siapkah anda menderita..untuk selamanya? gara-gara yang anda cari tidak ada. bro...milih pendamping hidup beda ma milih presiden yang efeknya cuman dirasakan 5 tahun. milih pendamping hidup efeknya bisa dirasakan sepanjang anda bersamanya. maukah anda bahagia bersama orang yang anda cintai, orang yang sudah anda nanti dari adanya harapan, panca indra tidak cukup untuk menangkap cinta brow...gunakan hati.dan anda akan bahagia
amin

Kamis, 09 Juli 2009

Sedikit goresan tentang cinta

Ketika saya bicara tentang cinta maka begitu banyak retorika yang ada dalam benak anda untuk mendiskripsikan cinta itu,,,,benarkah?
Pernahkah cinta itu menghampiri anda atau lebih tepatnya pernakah anda jatuh cinta?


Ya, sama saya juga pernah jatuh cinta. Apa yang anda rasakan? Bahagia kah! Atau malah bingung, resah, pilu, gunda. Jika anda benar-benar jatuh cinta seharusnya anda bahagia bukan!. Ada yang bilang bahagia hanyalah milik orang yang mencintai. Jika anda jatuh cinta dan tidak bahagia, maka perlu ditanyakan apa yang anda rasakan sesunggunya. Carilah cinta seperti apa yang anda inginkan (kebahagiaan) bukan yang anda butuhkan. Anda butuh materi, butuh seks, butuh tahta, butuh pamor untuk meningkatkan derajat kegengsian anda seperti menggandeng orang-orang keren dan cakep. Jika memang itu yang anda cari, betapa ruginya anda, anda akan di jauhi oleh kebahagiaan. Karena apa, sesungguhnya yang anda rasakan bukanlah cinta tapi hasrat/nafsu, nafsu yang timbul akibat dari hal-hal yang membuat anda tertarik. Misalnya, suatu ketika anda jalan-jalan ke mall…sesaat setelah anda me markir kendaraan, secara kebetulan anda melihat gadis cantik (bayangkan gadis yqang anda lihat ini gadis yang paling cantik yang pernah anda lihat) dengan pakaian mininya dan rambut terurai. Pasti anda tertarik kan!!!! Iya apa iya… dan sangat kebetulan cewek yang anda lihat itu menuju persis seperti apa yang anda tuju, yaitu ke mall. Bayangkan anda adalah seorang yang pandai bergaul. Ketika siDia menuju ke mall anda mengikutinya dari belakang, karena anda adalah seorang yang pandai bergaul dan ketika anda melihat orang yang anda taksir ada di depan mata anda, pastinya anda melakukan aksi-aksi sedemikian rupa sehingga apa yang anda lakukan mendapat reaksi balik.dan secara kebetulan cew di depan anda mengasih sinyal positif kepada anda. Tanpa panjang waktu anda mengajak si dia berkenalan…
Detik demi detik berlalu, hari demi haripun berganti, ternyata apa yang anda lakukan membuahkan hasil, akhirnya anda jadian sama cew tersebut. Tak bisa di pungkiri setelah beberapa bulan anda pun merasakan asam manisnya cinta… disuatu hari ketika anda lagi asyik-asyiknya berpacaran disuatu tempat, secara tidak sengaja cewek anda menyapa seseorang gadis dan itu ternyata temen kecil cewek anda. Ketika si gadis itu menuju ketempat anda dengan seksama anda memandangnya…eh…anda tertarik juga sama si gadis itu….dasar buaya darat…. Contoh cerita tadi adalah segelintir kisah yang mungkin terjadi pada anda. Hal itu terus anda artikan sebagai cinta…cinta dan cinta… apakah itu yang namanya cinta???? padahal didalam cinta yang namanya ego sudah melebur menjadi suatu kepasrahan atau keikhlasan. Jika anda menyebutkan hal tersebut merupakan sebuah cinta, cinta yang datang dari mata, anda salah kawan itu bukan cinta tapi merupakan hawa nafsu, hasrat yang tak akan terpenuhi meski alam semesta ini anda miliki. Ketika melihat orang cantik lalu anda bilang cinta dan ketika ada cewek cantik lagi lalu bilang cinta dan seterusnya, seakan-akan cewek yang baru anda kenal itu lebih sempurna dan lebih sempurna. Padahal apa ..di dunia ini tiada makhluk yang sempurna…kesempurnaan hanyalah milik Allah semata…..benerkan,
Jangan-jangan apa yang anda artikan cinta itu merupakan nafsu karena nampak sebuah ego yang lebih dominan. Keinginan untuk memuaskan seksual anda atau dibuat aksesoris agar ketika teman anda melihatnya, anda ikut bahagia karena banyak pujian menghampiri anda. Ingat cinta itu tergantung dengan sebab cinta yang abadi tentunya butuh sebab yang abadi pula, jangan mencintai orang gara-gara hartanya, tubuhnya yang adu hai, atau tahtanya yang kesemuanya itu membawa kehancuran semata. Coba anda bayangkan ketika anda memiliki pendamping hidup, anda suka dia karena paras tubuhnya yang mempesona dan ketika anda banting tulang dan ternyata pendamping hidup anda enak-enakan bermadu kasih dengan orang lain. Begitu pula ketika anda menyukai orang gara-gara hartanya… dan ketika anda sudah berumah tangga ternyata apa yang anda cari tidak ada, anda malah dijadikan seperti budak yang siap selalu melakukan apa saja yang di kehendaki pasangan anda dan masih banyak contoh-contoh lain..
Cinta adalah suatu energi yang luar biasa yang timbul dari diri kita akibat dari ketertarikan akan sesuatu. Energi yang membawa kita menjadi manusia super, melampaui batas. Jika manusia memiliki tiga tingkatan kepribadian yaitu ego, social dan berserah diri, maka ketika kita jatuh cinta, kita berada pada posisi kepribadian yang paling tinggi yaitu berserah diri. Suatu kepribadian dimana kita lupa akan diri kita, menyatu, melebur menjadi suatu kekuatan yang luar biasa. The power of love, dengan cinta yang kikir jadi dermawan, yang pemarah menjadi lemah lembut, yang sombong jadi rendah hati, yang cemberut jadi periang, yang cuek jadi penyapa, yang jelek jadi cakep…loh kok bisa… bukannya ketika kita jatuh cinta kita jadi sering dandan…iya pa iya… yang gak pernah mandi jadi sering mandi…dan masih banyak perubahan dan tentunya perubahan yang penuh kebahagiaan. “Bahagia hanyalah milik orang yang mencitai” setuju kah anda???pastinya. Pada hakekatnya cinta itu memberi bukan menuntut, apapun akan anda lakukan agar yang anda cintai itu bahagia. Bila anda mencintai seseorang tetapi tidak bahagia….pastinya ada yang keliru pada diri anda…tahu apa yang membuat anda tidak bahagia….(sip…salah),…. Tapi sebuah harapan yang tidak pasti melekat pada diri anda.ingat cinta

Eksistensi Cinta


Eksistensi Cinta
Alkisah pada zaman terdahulu ada suatu daerah yang masih asri, indah, menawan dengan panorama alamnya yang masih kelihatan alami. Pak Parmin, seorang lansia yang sudah ditinggal istrinya untuk selama-lamanya. Dia tinggal bersama anak tunggalnya, Indah namanya. Indah, seorang gadis remaja yang mempesona, apabila dilihat dari dekat nampak cantik dan menarik, dan apabila dilihat dari jauh nampak anggun dan berwibawa. Dia merupakan kembang desa, tak heran jika banyak orang yang ingin meminangnya. Termasuk tiga tokoh masyarakat Cheo-ho, Marlo, dan Femo, ketiganya adalah seorang saudagar. Suatu hari Cheo-ho pergi kerumah pak parmin dengan memakai baju yang rapi, tak lupa dia menyemrotkan parfum ditubuhnya..emmm harum, sampai tercium di hidung anda bukan… maaf berlebihan. Anda pasti tahu kenapa beliau pergi kerumah pak parmin..
Yah…benar. untuk melamar anaknya. Akhirnya beliau sampai dirumah pak Parmin, pak Parmin pun kaget, dalam hati dia berkata “Ada apa ini yach..kok tiba-tiba saudagar datang”. “Pak Parmin yaa…” sapa Saudagar Cheo-ho. “Ya. Pak. Mari masuk dulu!” jawab pak Parmin. Mereka pun terlibat perbincangan menarik, ya seputar melamar sekaligus PDKT gto. Tentunya pak parmin tidak bisa menjawab langsung permintaan Cheo-ho tersebut (maklum pak parmin masih inget dengan pemuda yang nulis cerita ini, dia kan keren juga, maaf gax usah ngiri sob ,ketawa lagi….hehehehe) pak parmin harus berdiskusi dulu sama anaknya, karena pak parmin tidak bisa menjawab langsung permintaan cheo-ho, akhirnya cheo-ho pun pamit, sebelum pamit dia bilang “Kalau saya tidak bisa meminang anak bapak, saya akan bunuh diri”. Kata-kata itu mengiang-ngiang ditelinga….dan selalu teringat. Keesokan harinya Marlo melakukan hal yang sama begitu juga Femo. Pak parmin pun semakin bingung dia harus bagaimana, karena keputusannya berhubungan dengan nyawa, kalau pak parmin memili Cheo-ho maka Marlo dan Femo bunuh diri, kalau memilih Marlo maka Cheo-ho dan Femo bunuh diri, begitu juga kalau pak parmin memilih Femo, maka Cheo-ho dan Marlo akan bunuh diri. Kalau tidak memilih ketiga-tiganya, berarti bunuh diri semua dong. (milih yang nulis aja deh…heheheheh).
Tiap hari pak parmin berdoa supaya diberi petunjuk oleh Tuhan yang Maha Esa atas problema yang menimpahnya. Di tengah kekhusukannya berdo’a dia mendengar teriakan tetangga, Dok…Dok…Dok…”Pak Parmin….Pak. Pak Parmin…Pak” teriak tetangga histeris. dan pak Parmin pun keluar dari kamarnya. Ada apa pak, kok tergesah-gesah gitu? Tanya pak Parmin. “Pak Indah ….Indah….” jawab Aris (tetangga pak Parmin) dengan ternGah-ngah. “Indah Kenapa?” saut pak Parmin. “Indah kecelakaan Pak” jawab Aris kembali, pak Parmin pun bergegas menuju TKP. Setiba di TKP ternyata indah sudah tidak bernafas lagi. Waktu pun berlalu, pak parmin beserta kerabat melakukan upacara pembakaran mayat, tak ketinggalan ketiga saudagar Cheo-ho, Marlo dan Femo juga turut hadir. Cucuran air mata tak terbendung melihat pujaan hati meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Selang beberapa waktu semua orang yang takzia meninggakan almarhumah indah kecuali tiga saudagar yaitu Cheo-ho, Marlo, dan Femo.Cheo-ho duduk di samping abu (sisa pembakaran) alm Indah dengan isa tangisnya dan bersahaja menunggu dan tetap menungguh meski orang yang di sayanginya meninggalkan dia unuk selama-lamanya. Ia masih terbayang dengan sesosok Indah. Wanita yang dikagumi selama hidupnnya, hal itulah yang mengakibatkan dia tidak mau beranjak. Sedangkan Marlo sibuk mengumpulkan abu alm indah untuk di taruh labu lalu di bawa kelaut. Dan si Femo sibuk dengan kudanya berkelana. Dia tidak tahu kemana harus pergi…karena sepeninggalan sang pujaan hati. “Hidup ku sudah tak berarti lagi” suara hati saudagar Femo. Tipatkay bilang dalam serial Sung Go Kong “Beginilah cinta deritanya tiada akhir”. Derita ketiga saudagar itu lebih besar dari pada penderitaan Tipatkay. Bagai mana coba kalau cinta mati kita lenyap, dan tak kan kembali lagi.
Suatu hari Femo tiba di suatu desa terpencil, karena kehausan femo mampir kesebuah rumah warga. Tok-tok-tok, diketuklah rumah pintu itu, lalu tibalah bapak Anton untuk membuka pintu rumahnya, ketika membuka dia pun langsung menyebut nama saudagar yang mengetuk pintu rumahnya itu. Saudagar Femo yaa” ucap pak Anton dengan penuh semangat. Ternyata Femo sudah di kenal warga desa itu. Mari-mari pak saudagar, pinta pak Anton mempersilakan saudagar femo untuk duduk, bu anton pun langsung mengambilkan minum, karena melihat muka saudagar femo yang kelihatan kehausan. Mereka terlibat berbincang serius, pak Anton dan bu Anton keliahan serius mendengarkan cerita saudagar Femo. Tes..tes …tes… air mata mereka menetes dipipi. Terharu mendengar cerita saudagar Femo. di tengah asyiknya bercerita, Aldi (anak pak Anton) bertingkah senonoh, sehingga menggangu perbincangan mereka. Karena pak anton malu akan kelakuan anaknya terhadap saudagar Femo. Aldi pun diseret pak anton ke dapur. “Aaaaaaaaaaaahhhhh..ahhhhh” dengan histeris Aldi berteriak. Tak lama kemudian suara itu hilang. Tau kenapa?

Anda salah. Ternyata anak itu dibunuh oleh ayahnya sendiri. Setelah itu pak Anton balik lagi menemani saudagar Femo.” Aldi dimana pak kok sepi sekarang.” Tanya saudagar femo. “Aldi di belakang, dia sedang tidur.” Jawab pak anton. Dengan tidak sengaja saudagar Femo melihat setetes darah menempel di tangan pak Anton. Saudagar Femo tahu, apa yang dikatakan pak Anton adalah kebohongan semata. Saudagar Femo pun langsung menuju teriakan terakhir anak kecil itu…ya benar di dapur. Dengan lantang saudagar Femo berkata ”Apa yang anda lakukan pak Anton”. Pak anton terdiam dengan kepala merunduk, seperti yang anda lihat saudagar Femo, aku telah membunuh anakku sendiri (adegan ini jangan di tiru), hal ini aku lakukan karena kami punya buku warisan dari kakek yang berisi mantra yang bisa menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal. Dengan sepontan saudagar Femo teringat dengan orang yang di cintainya yang telah meninggal itu. “Pak buktikan dengan apa yang anda katakana itu benar” kata Saudagar Femo. Pak Anton pun membuktikannya, dengan seremonila yang dilakukan tak lama kemudian anaknya kembali hidup. Saudagar Femo pun percaya dengan apa yang telah dikatakan pak Anton. “Pak saya mohon agar pak Anton berkenan meminjamkan buku yang berisi mantra itu kepada saya” kata saudagar Femo dengan melas. Pak Anton pun meminjamkannya.
Dengan terburu-buru saudagar Femo pergi menuju tempat pembakaran alm Indah, 5 jam kemudian sampailah ditempat tujuan, tanpa basa-basi saudagar Femo langsung membacakan mantra seperti apa yang dikatakan pak Anton. Klingg…kling…kling….Indah pun hidup. “Indah….Indah….Indah…..” ketiga saudagar it terus memanggil Indah, seperti tidak percaya apa yang telah mereka lihat. “Indah” sekali lagi mereka memanggil dan berebut memeluknya. Selang beberapa waktu mereka pulang bareng menuju rumah Indah…”Indah” pak Parmin bingung, kaget dengan apa yang terjadi. Dengan kebingungannya pak Parmin berkata “Apakah ini Indah anakku?”, “Benar Pak” dengan serempak ketiga saudagar itu menjawab. Melihat kebingungan pak Parmin lantas saudagar Femo pun menjelaskan apa yang telah terjadi.
Setelah pak Parmin mengerti apa yang sebenarnya terjadi….dia nampak lebih tenang… ditengah ketenangannya pak Parmin menarik Indah kekamar (jangan berpikiran jorok bro…wah kamu itu! Hik hik) tentunya ingin menjelaskan tentang lamaran yang di ajukan oleh ketiga saudagar itu. Tak lama kemudian mereka keluar dari kamar. Indah pun tahu apa yang harus dilakukan. Di tengah keheningan Indah menjawab permintaan (lamaran) ketiga saudagar itu. Saudagar Femo engkaulah orang yang telah menghidupkan aku maka engkau pantas jadi orang tuaku. Saudagar Marlo engkau orang yang mondar-mandir sibuk mengantar abuku kelaut dengan pengabdianmu engkau layak jadi sahabat sekaligus saudaraku. Dan engkau saudagar Cheo-ho, orang yang setia menungguku meski aku telah tiada, dengan cintamu kepadaku engkau lupa akan egomu, egomu telah musnah melebur dalam cinta yang engaku miliki kepadaku. Engkau pasrahkan dirimu hanya untukku, meskipun cobaan melanda, badai menerpa, bara membakar, dingin menyusup tubuh, engkau tetap duduk disampingku meski aku sudah di alam fana. engkau tahu arti cinta sesungguhnya, dengan kesungguhanmu mencintaiku maka engkau layak jadi pendamping hidupku.
Eksistensi cinta terletak pada batiniah bukan lahiriah. Ada yang bilang “cinta pada pandangan pertama” saya kurang setujudengan pernyataan tersebut. Kalau suka pada pandangan itu agaknya baru banar. Karena ektensi cinta tidak cukup untuk ditangkap menggunakan indrawi lebih-lebih menggunakan batiniah. Bahasa manusia tidak akan pernah bisa mencukupi untuk melukiskan rasa cinta. Cinta tetap akan tersimpan dalam relung hati paling dalam, lebih dalam dari samudera dan paling rahasia, hanya sebagian kecil yang bisa terungkap oleh kata-kata, terasa lewat lapisan kulit, terhirup nan harum oleh hidung, terdengar merdu oleh telinga. Sebagiannya lewat bahasa tubuh, sebagian yang lain lewat pandangan mata yang berbinar-binar hingga terlukiskan pelangi cinta. lebih dari itu sebagian besarnya melebur dalam samudera jiwa yang tak terukur kedalamannya. Cinta menjadi misteri yang luar biasa dalam hidup kita. Carilah cinta seperti apa yang engkau inginkan bukan apa yaqng kau butuhkan. Pengen tahu maksudnya…baca cerpen selanjutnya…
Saya imam bukhori, “hidup untuk massa depan yang lebih baik”

Rabu, 03 Juni 2009

Samudera Cinta Beratap Surga

Pagi yang sejuk, angin sepoi-sepoi terbang mengalir menghempas tubuh, huuuuu dinginnnn, badanku terasa dingin…. Di teras atas aku duduk, dengan tubuh tanpa Alaskan baju, mataku memandang pepohonan, terlihat beningnya embun. Pikiranku melayang….. Terebayang, seorang pemuda dikejauan sana, feri namanya. Disuatu hari, saat lagi enak-enaknya berbaring di pulau kapuk……do-mi-sol…do-mi-sol…hapeku bordering saat aku lihat siapa yang telphon….eh si feri, keponakanku sendiri… “asalamuallaikum” sahutku. .” ada apa boy, pagi-pagi telphon” sahutku kembali. “Waallaikum salam” gax ada apa-apa kok cuman pengen Tanya kabar aj kok om” jawab dia. Lama-kelamaan obrolan kita mengalir kemana-kemari, terasa akan gejolak rindu seorang saudara, canda-tawa, gurauan akan cerita masalalu mewarnai obrolan kami. “om….om…. om” celetuk dia. dalam benakku, wah pasti ini ada cerita menarik. Dia pun melanjutkan omongannya…eh aku udah punya pacar baru lagi loe…. Cepet banget dapat cew lagi, padahal kamu kan baru saja putus ma pacarmu…eh udah dapat lagi..sahutku. o mini gimana se…seharunya om itu harus bahagia keponakannya dapat pacar baru, tahu kenapa. Orang putus pacaran itu merupakan suatu anugerah, karenah allah sudah memberikan petujuk, bahwa kita sudah tidak cocok lagi… kalau kita sudah punya pacar lagi, berarti kita diberi kesempatan untuk kenal lebih jauh pasangan hidup kita kelak, ucap feri dengan penuh semangat. Akupun menganggukkan kepala meski terasa dikibulin.

Akhirnya diapun melanjutkan ceritanya, sudah satu bulan aku menjomlo, dan yang palig gak enak itu ya…udah jomlblo…libur kuliah lagi…jadi dunia ini terasa hampa gto…ampek keinget ma manta nom, akhirnya liburan pun habis. Hari itu aku siap-siap untuk pergi ke Jogja, kuliah tentunya. Pagi yang cerah, nampak mentari tersenyum di balik awan putihnya, seakan menambah semangat keberangkatanku untuk belajar, akupun bergegas membawa tas ku ke mobil. Pa ayo berangkat aku sudah siap…..teriakku. tak lama kemudian ayah masuk mobil dan mengendarainya, sejam kemudian aku sudah nyampek terminal jombang. Sambil menunggu bus, aku diajak papa sarapan terlebih dahulu…maklum waktu berangkat cuman minum susu doang. Akhirnya bus yang aku tunggu datang juga. Seperti biasa sebelum berangkat aku cium tangan papa terlebih dahulu, sebagai bentu pengabdianku dan semoga mendapat doanya selalu menyertaiku. Dada papa… sapaku dengan penuh senyum.

Rabu, 27 Mei 2009

hai...

sejarah Backrojez sebagai nama Populerku

nama asliku....imam bukhori
terlahir di Desa Kalipang- Kec. sugio. desa kecil terletak dibagian tengah agak keselatan kabupaten Lamongan. Sesosok periang, imut, gokil dan yang paling nyebelin....lebay.....heheheh....
kegiatan yang paling aku sukai selain bermain bola yaitu, nongkrong, kumpul ma temen-temen... n suka kluyuran. tapi mempunyai angan-angan yang tinggi loe...selain kehidupan yang gax jelas kesana kemari...
cita-citaku menjadi seorang bos gedheee,
tau kenapa??
dengan menjadi bos aku bisa bermanfaat bagi orang lain, misalnya membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. itukan termasuk memberi nafkah bagi orang banyak kan...
Orang bijak bilang
kegagalan itu ada dua

yaitu orang yang melakukan sesuatu tanpa berpikir, dan berpikir sesuatu tetapi tidak dilakukan.
kedua kekgagalan itu masih menyelimuti kepribadianku. aku bingung...tapi aku harus berubah...
semangat...
oh iya aku lupa ini kan bahas sejarah nama populerku


ketika itu aku duduk dibangku kelas XI IPA I disalah satu SMA negeri di lamongan, waktu itu ada guru aku memangil nama dengan sebutan bakrojez, gak tahu tuh guru asal nyletuk...dari mana juga asal nama tersebut...
tapi ketika aku nyebutin nama itu ketemen deket aku, katanya tuch nama penyanyi...trus ganti temen-temen ikutan dan akhirnya aku pakek hingga sekarang....selain nama populer banyak nama-nama lain yang dipakek temen buat manggil aku...
jadi bingung aku...punya nama samaran seabreg....

Kamis, 14 Mei 2009

TES DAN PENGUKURAN KELENTUKAN

BAB I

PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang

Tes dan pengukuran terhadap olahragawan merupakan tugas yang rumit karena banyak hal yang harus di perhatikan agar data yang diperoleh benar-benar valid. Hal ini butuh keahlian dan ketelitian dalam meneliti. Kondisi fisik dan psikologis olahragawan juga harus diperhatikan karena hal itu juga bisa mempengaruhi hasil penelitian.

Dalam olahraga kelentukan adalah suatu hal yang penting, semakin seseorang memiliki tingkat kelentukan yang tinggi maka akan cenderung bisa meminimalisir cedera. Tinggi rendahnya kelentukan olahragawan tidak ditentukan oleh postur tubuhnya melainkan karena seringnya berlatih. Dalam makalah ini, penulis memusatkan pada model tes dan pengukuran kelentukan olahragawan. Tes dan pengukuran ini memberikan pengetahuan kita akan pentingnya mengetahui seberapa tinggi tingkat kelentukan yang ada pada diri kita, sehingga diharapkan untuk meningkatkan tingkat kelentuntukan agar terhidar atau minimal mengurangi tingkat cedera.

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu:

  1. Apa arti dari tes dan pengukuran?

  2. Apa arti dari kelentukan?

  3. Bagaimana cara mengetes dam mengukur kelentukan?

  4. Apasaja macam tes pengukuran kelentukan?

  1. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:

  1. Untuk mengetahui pengertian dari tes dan pengukuran.

  2. Untuk mengetahui pengertian dari kelentukan.

  3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengetes dan mengukur kelentukan.

  1. Manfaat Penulisan

  1. Membantu olahragawan untuk meningkatkan kelentukan tubuhnya.

  2. Membantu kesempatan penuh bagi masyarakat untuk belajar mengetes dan mengukur kelentukan.

  3. Membantu mahasiswa menjadi manusia berintelektual.

  4. Sebagai wacana masyarakat sebagai sumber yang ingin diketahui.

BAB II

PEMBAHASAN


  1. Konsep Tes dan Pengukuran

  1. Pengertian

Definisi tes adalah sebuah instrumen atau alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai individu atau objek. Alat tersebut bisa berbentuk sejumlah pertanyaan yang tertulis di atas kertas seperti; UTS, UAS, ujian masuk perguruan tinggi, dan lain sebagainya. Atau juga bisa berbentuk performance tes seperti tes lari 2,4 km, tes keterampilan masuk FIK, dan lain sebagainya.

Sasaran tes tidak hanya orang atau individu sebagaimana dikemukakan diatas, melainkan juga objek atau suatu benda. Misalnya, untuk memastikan apakah jenis makanan tahu mengandung formalin atau tidak, maka harus dites laboatorium. Demikian juga untuk memastikan apakah kandungan kaporit atau belerang yang ada dalam kolam renang melebihi ambang batas atau tidak, maka harus dites laboratorium. Meskipun demikian perlu dicatat di sini bahwa dalam konteks olahraga, sasaran tes lebih banyak berupa individu.

Pengukuran dapat diartikan sebagai proses mengumpulkan informasi. Jadi, ketika kita telah memiliki tes dan tes tersebut digunakan untuk mengetes, maka hakekatnya kita melakukan pengukuran. Dari proses tersebut kita akan mendapatkan informasi berupa angka atau bukan angka. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka kepada benda atau kejadian berdasarkan aturan tertentu. Misalnya, kita akan mengukur tinggi badan seseorang maka yang dilakukan adalah menempatkan angka-angka (meteran) pada badan seseorang tersebut. Ketika kita mengukur kecepatan lari 100 meter, maka pada dasarnya kita memberika angka pada laju gerak lari yang dilakukan seseorang. Lalu, apa yang sebenarnya diukur dari benda atau kejadian tersebut/ yang diukur adalah indicator dari karakteristik benda atau kejadian tersebut. Sebagai contoh, kita akan mengukur “prestasi belajar”, maka indikatornya bisa berupa Indeks Prestasi Komulatif. Mengukur “kecepatan” indikatornya bias berupa waktu yang ditempuh dalam lari 100 meter.


2. Kriteria dalam Tes

2.1. Validitas Tes

Validitas merujuk pada sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin diukur, atau dengan kata lain, apakah suatu alat ukur sesuai untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Selain hal tersebut, validitas juga memiliki makna kecermatan, yakni menggambarkan data atau informasi yang diperoleh sedetail mungkin. (tes dan Pengukuran,Ali maksum)

Ada Tiga Jenis Validitas

  • Validitas Isi

Merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah “sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi (dengan catatan tidak keluar dari batasan tujuan ukur) objek yang hendak diukur” atau “sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur”.

  • Validitas Konstrak

Adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang hendak diukurnya (Allen & Yen, 1979). Pengujian validitas konstrak merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait yang diukur. Hasil estimasi validitas konstrak tidak dinyatakan dalam bentuk suatu koefisien validitas.

  • Validitas Berdasar Kriteria (kriterium)

Menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh skor tes atau berupa suatu ukuran lain yang relevan. Untuk melihat tingginya validitas berdasar kriteria dilakukan komputasi korelasi antara skor tes dengan skor kriteria. Koefisien ini merupakan koefisien validitas bagi tes yang bersangkutan, yaitu rxy, dimana X melambangkan skor tes dan Y melambangkan skor kriteria.


2.2 Reliabilitas Tes

Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

Ada Lima Jenis Reliabilitas

a. Reliabilitas Tes Retes

Metode paling jelas untuk menemukan reliabilitas skor tes adalah dengan mengulang tes yang sama pada kesempatan kedua. Reliabilitas tes ulang menunjukkan sejauh mana skor pada tes dapat digeneralisasikan untuk berbagai kesempatan yang berbeda; makin tinggi reliabilitasnya, makin rentanlah skor terhadap perubahan sehari-hari yang acak dalam kondisi peserta tes atau lingkungan testing.

b. Reliabilitas Bentuk Alternatif

Satu cara untuk menghindari kesulitan yang ditemukan dalam reliabilitas tes dan tes ulang adalah melalui penggunaan bentuk-bentuk tes lainnya. Dengan demikian, orang yang sama bisa ditest dengan satu bentuk pada kesempatan pertama dan dengan bentuk lainnya yang ekuivalen pada kesempatan kedua. Korelasi antara skor-skor yang didapatkan pada dua bentuk itu merupakan koefisien reliabilitas tes. Perlu dicatat bahwa koefisien reliabilitas semacam itu adalah ukuran stabilitas temporal dan konsistensi respons terhadap berbagai butir soal contoh (atau bentuk-bentuk tes).

c. Reliabilitas Belah Separuh (Split-Half Reliability)

Dengan cara ini, dua skor didapatkan untuk setiap orang dengan membagi tes menjadi paruhan-paruhan yang ekuivalen. Jenis reliabilitas ini kadangkala disebut koefisien konsistensi internal, karena hanya dibutuhkan penyelenggaraan tunggal atas satu bentuk tes saja.

Untuk mendapatkan reliabilitas belah-separuh, masalah pertamanya adalah bagaimana membagi tes dalam rangka mendapatkan paruhan-paruhan yang paling ekuivalen.


. Reliabilitas Kuder-Richardson dan Koefisien Alpha

Metode ini didasarkan pada konsistensi respons terhadap semua butir soal dalam tes. Konsistensi antar soal ini dipengaruhi oleh dua sumber varians kesalahan, yaitu :

  1. Pencuplikan isi (sebagaimana dalam bentuk alternatif dan reliabilitas belah separuh).

  2. Heterogenitas dari domain yang disampelkan. Semakin homogen domainnya, semakin tinggilah konsistensi antar soal.

e. Reliabilitas Pemberi Skor

Reliabilitas pemberi skor dapat ditentukan dengan memiliki sampel lembaran tes yang diskor secara terpisah oleh dua penguji. Dengan demikian dua skor yang didapatkan oleh masing-masing peserta tes ini kemudian dikorelasikan dengan cara biasa, dan koefisien korelasi yang dihasilkannya adalah ukuran reliabilitas pemberi skor. Jenis reliabilitas ini umumnya dihitung ketika instrumen-instrumen yang diskor secara subjektif digunakan dalam riset.


2.3 Objektivitas Tes

Sebuah tes dikatakan objektif apabila dilaksanakan dengan tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhinya, terutama terkait dengan skoring yang dilakukan. dengan kata lain dapat diartikan bahwa objektivitas terkait dengan tingkat kesesuaian antar penilai.

Ada Satu Jenis Objektivitas

Rater Reliability

Jika penilai yang satu dengan yang lain (rater reliability) memberikan angka yang relatif sama, maka tes tersebut dianggap objektif. Ini dapat dilakukan dengan cara dua orang penilai (tester) diminta melakukan penilaian terhadap seluruh peserta tes (testee). Kemudian hasil penilaian tester di korelasikan. Semakin tinggi koifisien korelasi maka semakin objektif suatu tes.


2.4 Normatif Tes

Setiap survei selalu mengumpulkan data mentah dari sekumpulan orang. Tetapi bagaimana Anda menentukan apa sebenarnya dihasilkan dari data tersebut? Interpretasi atas skor tes seseorang memiliki arti jika dibandingkan dengan sebuah nilai kelompok yang lebih besar, dikenal dengan nama normatif population. Norma adalah satu set skor tes yang memberikan benchmark atas perbandingan ini. Contoh, banyak tes IQ memiliki nilai rata-rata 100; berdasarkan hal ini, memungkinkan untuk menentukan apakah seseorang berada di atas atau di bawah rata-rata. Untuk membangun norma, alat ukur tersebut harus diuji cobakan pada sampel yang sesuai dengan tujuan alat ukur tersebut. Tidak hanya jumlah sampelnya tapi pemilihan sampel juga harus dilakukan dengan hati-hati, termasuk gender, umur, etnis, dan geografi. Sebagai contoh, sebuah alat ukur yang mengukur sales profile, maka sebaiknya diujicobakan ke orang-orang sales dan bukan ke anak sekolah.

  1. Konsep Kelentukan

  1. Pengertian

Kelentukan, sebagai suatu komponen kebugaran fisik, adalah kemampuan dari suatu individu untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagiannya di mana lebar bidang gerakan tanpa merasakan ketegangan pada artikulasi-artikulasi dan pemasangan-pemasangan otot. Ketika kita berbicara tentang kelentukan, tidak terelakkan kita mendengar istilah seperti: pembelokan (flexion), yakni yaitu gerakan ruas tubuh yang menyebabakan pengurangan (memperkecil) sudut sendi pada sumbu tranversal/horizontal atau bidang sagital; perluasan (extension), yakni gerakan ruas tubuh kearah kebalikan dari flexion yang menyebabkan penambahan (pembesaran) sudut sendi; hyperextension, yakni di mana sudut dari suatu sambungan persendian diperluas di luar cakupannya yang normal; persendian ganda , yakni suatu kondisi yang hampir tidak ada, tetapi meskipun demikian istilah tersebut digunakan ketika mengacu pada seseorang dengan kelentukan yang tidak biasa di dalam posisi-posisi tertentu; dan akhirnya, musclesboundness (otot tak berbatas), yakni satu istilah yang digunakan untuk menguraikan kasus-kasus dari kekakuan (tak memiliki kelentukan) yakni ketika seseorang mengalami perkembangan otot yang bagus sekali. Dengan mengabaikan bagaimana Anda menggambarkan atau menguraikannya, kelentukan menyediakan dimensi-dimensi lain kinerja yang membiarkan suatu tingkat kebebasan gerakan dan kesenangan gerakan yang lebih tinggi digabungkan dengan beberapa implikasi penting akan keselamatan yang lebih besar dari cidera. Lebih dari itu, pengukuran kelentukan menyoroti konsep-konsep lain yang harus dikenali dengan baik guna memilih dan memberi penilaian (sore) test-test yang tersedia. Contoh, kelihatan perlu mengidentifikasi dua jenis test kelentukan:

  1. Tes Kelentukan Relatif, dirancang menjadi relatif dengan panjangnya atau lebar dari suatu tubuh yang spesifik memisahkan inci-inci menguji pengukuran anda tidak hanya gerakan, namun juga panjang atau lebar dari bagian tubuh yang mempengaruhi.

  2. Tes Kelentukan Absolut , di mana pengukuran anda hanya gerakan yang berhubungan dengan sasaran/tujuan kinerja yang absolut. Sebagai contoh, pada pemisahan anda menentukan jarak antara lantai (yang menjadi sasaran) dan duduk seseorang.

Lebih lanjut, skor kelentukan mungkin dilaporkan sebagai hasil pengukuran linier, di mana skor-skor terjadi dalam ukuran inci-inci atau milimeter-milimeter seperti yang ditentukan dari penggunaan ukuran pita, ukuran, atau flexomeasure,; dan pengukuran berputar, di mana skor-skor terjadi di dalam tingkat perputaran seperti yang ditentukan oleh pemakaian busur derajat, pengukur sudut, atau flexometer. Meski kelentukan menghubungkan dengan beberapa kemampuan motor secara minimal, ia biasanya dianggap sebagai satu faktor penting di dalam aktivitas tertentu, seperti diberikan contoh oleh kelenturan penyelam dan membentang di udara; atau oleh perenang yang melaksanakan gaya kupu-kupu dengan tendangan ekor ikan dolfin. Karena sulit untuk menentukan berapa banyak perluasan pembelokan adalah baik atau jelek untuk perorangan, pelatih dan siswa harus mengevaluasi tingkat yang diperlukan pada setiap sambungan spesifik di dalam bidang merampas kinerja dan keselamatan di dalam aktivitas atau bagian dari tubuh yang terlibat. Kelentukan biasanya juga disebutkan ketika seseorang sedang menggambarkan kebugaran fisik. Kehilangan kelentukan sering kali dicatat sebagai salah satu tanda pertama mengeluarkan bentuk.


  1. Penggunaan Tes Kelentukan

Beberapa cara di mana tes kelentukan digunakan dalam kelas-kelas pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai suatu faktor di dalam tes kebugaran fisik.

  2. Sebagai suatu alat untuk menentukan potensi di dalam aktivitas olahraga-olahraga tertentu.

  3. Sebagai suatu alat untuk menentukan prestasi dan tingkat keahlian ketika kinerja kelentukan adalah sasaran spesifik di dalam unit pengajaran.

  4. Sebagai suatu alat untuk mendiagnosa tingkat suatu luka/cidera terdahulu atau penyebab tubuh menjadi lemah.

Alat yang digunakan untuk mengukur kelentukan


3. Ujian-Ujian Praktis Kelentukan

Leighton Flexometer dan electrogoniometer biasanya dianggap sebagai instrumen yang paling akurat untuk pengukuran kelentukan; bagaimanapun, tes yang diberikan bisa digunakan dengan teliti dan memuaskan dengan satu instrumen yang murah, flexomeasure aluminium, kepada sekolah-sekolah yang tidak mempunyai peralatan yang semakin mahal. Sementara tes yang diberikan dalam halaman-halaman berikut berisi norma-norma usia-perguruan tinggi, melengkapi norma-norma dasar (tingkat satu sampai enam) tersedia dari Brown dan Littleman Company. Norma-norma untuk kelas-kelas tiga dan empat ditampilkan di Appendix H.


4. Macam-macam Tes Kelentukan

4.1 Tes Duduk dan Raih yang telah dimodifikasi

Tujuan: Untuk mengukur pengembangan dari pinggul dan kembali berbelok seperti juga perluasan otot-otot urat lutut pada kaki. Obyeknya adalah untuk melihat seberapa jauh anda dapat meluaskan ujungjari-ujungjari mu di luar garis kaki mu dengan kaki-kaki yang lurus.

Spesifikasi olahraga: (1) Melompat, menyelam, dan keahlian trampolin; (2) lengan lurus, kaki lurus menekan kepada jungkir di dalam latihan lantai sebagaimana di dalam ketrampilan-ketrampilan olahraga senam yang lain.

Tingkatan Usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.

Jenis Kelamin: Memuaskan sebagai suatu tes untuk kedua-duanya baik anak laki-laki dan anak perempuan.

Reliabilitas (keandalan): Suatu r dari 94 ditemukan ketika skor terbaik dari tiga percobaan direkam dari tes yang terpisah dan berhubungan.

Obyektifitas: Suatu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji berpengalaman dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang tidak berpengalaman.

Validitas (Kebenaran): Validitas diterima untuk tes ini.

Peralatan: Flexomeasure dengan alat ukur dan tape. Lihat appendix l untuk tes lainnya tanpa menggunakan flexomeasure.

Petunjuk: (1) Baris tanda 15-inch dari alat ukur dengan satu baris di atas lantai dan beri tali pita ujung dari tongkat ukur ke lantai sehingga kasus flexomeasure (sisi jendela) menghadap ke bawah. (2) duduk dan luruskan tumitmu dekat tepi tanda 15-inch dan luncurkan tempat dudukmu pada luar angka kosong sebagai akhir dari ukuran. (3) Harus mempunyai suatu teman yang berdiri dan mengait jari kakinya melawan terhadap tumitmu. Juga, mempunyai satu pembantu di masing-masing sisi untuk memegang lutut-lututmu di suatu posisi yang terlihat sebagaimana Anda persiapkan untuk melakukan peregangan. (4) Dengan tumit tidak lebih dari 5 inci terpisah, pelan-pelan lakukan peregangan maju, selagi mendorong alat flexomeasure sejauh dan sepanjang mungkin dengan ujung-ujung jari dari kedua tangan. Ambil kesempatan bacamu di dekat ujung dari alat flexomeasure.

Menentukan skor: Dari tiga percobaan terbaik yang diukur pada perempat yang paling dekat dari suatu inci adalah hasil skor test mu.


Tabel didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi di Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.

Laki-laki

Tingkatan

Wanita

23¾ - lebih

Dikedepankan/Canggih

25¾ - lebih

21¼ - 23½

Adv. Intermediate/antara

22 - 25½

18¾ - 21

Intermediate/antara

20 - 22¼

17 - 18½

Adv. Pemula

18 - 19¾

Di bawah - 16¾

Pemula

Di bawah - 17 ¾


4.2 Tes Bridge-up

Tujuan: Untuk mengembangkan hyperextension tulang belakang.

Spesifikasi Olahraga: (1) gerakan kupu-kupu; (2) gerakan loncat tinggi; (3) latihan gandar keseimbangan dan lantai yang merupakan keahlian di dalam senam; (4) gerakan-gerakan tarian modern dan tari balet.

Tingkatan Usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.

Jenis Kelamin: Memuaskan sebagai test untuk anak laki-laki dan anak perempuan.

Keandalan: Satu r dari .97 ditemukan ketika skor terbaik tiga percobaan direkam dari ujian terpisah dan dihubungkan.

Obyektifitas: Suatu r dari .99 ditemukan ketika penilai dari seorang penguji yang berpengalaman dihubungkan dengan skor-skor dari seorang penguji yang kurang pengalaman.

Kebenaran: Kebenaran adalah bisa diterima untuk tes ini jika para siswa cukup kuat untuk meluas tubuh mereka dari lantai.

Peralatan: Flexomeasure dengan alat ukuran dan penggaris pemandu disisipkan. Pastikan garis A-B dari alat itu berada paling dekat dengan angka kosong di ujung dari alat ukur. Lihat Catatan tambahan I untuk test lain tanpa flexomeasure.

Petunjuk: (1) Asumsikan suatu posisi terlentang (berbaring tengkurap) di atas lantai (atau matras) dan miringkan kepalamu ke belakang ketika Anda mendorong ke depan, bentuklah punggungmu seperti cincin busur selagi ia berjalan, tangan dan kaki menutup bersama-sama sedekat mungkin. (2) Mitra mu, berada pada satu sisi, menempatkan angka kosong di ujung dari alat ukur pada matras atau lantai dan meluncurkan alat flexomeasure secara tegak lurus sampai pemandu penggaris menyentuh titik yang paling tinggi dari tulang belakangmu yang dilengkungkan. Pembacaan (kepada perempat paling dekat dari inci) diambil di alat jendela yang lebih rendah (garis C-D).

Menentukan Skor: Skor terbaik (pada perempat paling dekat dari inci) dari tiga percobaan direkam dan lalu dikurangi dengan dari tingginya berdirimu (lantai sampai pusar).

Contoh:

Tingginya berdiri = 46 inci (lantai kepada pusar)

Bangun lengkung terbaik = 30

Skor 16 inci


Semakin dekat bangun lengkungmu, dapat menaik ke tingginya pusar berdirimu, semakin baik skor yang kamu peroleh. Jadi, semakin sedikit perbedaan, semakin baik kinerja.

Penunjuk Tambahan: (1) ibu jarimu harus di sebelah telinga-telingamu ketika Anda mendorong tubuh Anda menaik dari lantai. (2) jika anda terlalu lemah untuk mendorong naik, kepalamu boleh tetap di atas lantai ketika Anda melengkungkan punggungmu untuk pengukuran. (3) Jangan terlalu tegang pada bangun lengkungmu untuk suatu skor yang baik. Itu hal terbaik untuk berlatih pada satu periode waktu yang diperluas dan seperti itu menghindarkan cidera. (4) Penguji perlu meluncurkan alat menaik dengan cepat untuk dapat pembacaan yang benar karena latihan ini sulit bagi beberapa individu untuk melakukannya.

Tabel yang didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 orang wanita pada perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.


Laki-laki

Tingkatan

Wanita

(inci)

( centimeters)

(inci)

(centimeters)

12,5 – kurang

31,8 – kurang

Dikedepankan/Canggih

11,75 - kurang

29,8 - kurang

16,25 – 12,75

41,3 – 32,4

Adv. Intermediate/antara

15,00 – 12,00

38,1 – 30,5

20,75 – 16,50

52,7 – 41,9

Intermediate/antara

17,75 – 15,25

45,1 – 38,7

28,25 – 21,00

71,8 – 53,3

Adv. Pemula

20,75 – 18,00

52,7 – 45,7

Lebih tinggi -28,50

Lebih tinggi -72,4

Pemula

Lebih tinggi -21,50

Lebih tinggi -54,6


4.3 Tes Front-to-Rear-Splits

Tujuan: Untuk mengembangkan perluasan kaki-kaki dari depan ke belakang. Sasarannya adalah untuk mendapat cabang sedekat mungkin dengan lantai.

Spesifikasi Olahraga dan Tari: (1) Saat Melompat; (2) saat latihan lantai dan gandar keseimbangan; (3) gelung tarian (figur skating, tari balet dan tarian modern, dll.).

Tingkatan usia: Usia enam sampai perguruan tinggi dengan latihan tambahan direkomendasikan untuk para siswa dasar sebelum pengujian.

Jenis Kelamin; Memuaskan bagi suatu test untuk kedua-duanya baik anak laki-laki dan anak perempuan.

Keandalan: Satu r dari .91 ditemukan ketika skor terbaik tiga percobaan direkam dari tes yang terpisah dan dihubungkan.

Obyektifitas: Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji yang berpengalaman dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.

Kebenaran: kebenaran diterima untuk tes ini.

Peralatan: Flexomeasure dengan alat ukur dan penggaris pemandu disisipkan. Pastikan garis A-B dari alat itu berada pada paling dekat dengan angka kosong di ujung dari ukuran.

Petunjuk: (1) Dari suatu posisi berdiri, kangkangkan kaki dari depan ke belakang dan turunkan selangkang sedekat pada mungkin pada lantai. Buatlah suatu gerak perlahan tanpa memantul. (2) Ketika Anda menurun, satu orang asisten harus diposisikan di belakang anda dengan alat ukur pada posisi angka kosong di atas lantai. (3) Ketika anda menjangkau titik yang paling rendah, alat itu diangkat ke atas sampai pemandu penggaris berhenti di bawah selangkanganmu. Pembacaan angka untuk perempat yang paling dekat dari suatu inci dilakukan pada jendela yang tampak pada garis (CD) yang lebih rendah.

Menentukan Skor: Skor terbaik dari tiga percobaan direkam sebagai skor kinerja.

Petunjuk Tambahan: (1) Lutut yang harus dikunci pada saat pengukuran. (2) Tangan-tangan pemain itu boleh menyentuh lantai untuk keseimbangan selama pengujian.

Tabel yang didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita perguruan tinggi pada Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.

Laki-laki

Tingkatan

Wanita

(inci)

( centimeters)

(inci)

(centimeters)

2 – 0

5,1 – 0

Dikedepankan/Canggih

1,50 – 0

3,8 – 0

6,25 – 2,25

15,9 – 5,7

Adv. Intermediate/antara

4,50 – 1,75

11,4 – 4,4

12,25 – 6,50

31,1 – 16,5

Intermediate/antara

8 – 4,75

20,3 – 12,1

15,75 – 12,50

40,0 – 31,8

Adv. Pemula

9,75 – 8,25

248 – 21,0

Di atas – 16

Di atas – 40,6

Pemula

Di atas -10

Di atas – 25,4


4.4 Tes Merobek Sisi

Tujuan: Untuk mengembangkan perluasan di dalam mengangkangkan kaki. Sasarannya untuk mendapatkan selangkangan sedekat mungkin dengan lantai.

Spesifikasi Olahraga dan Tarian: (1) Melompat, berlatih lantai, dan gandar keseimbangan; (2) tarian modern dan tari balet.

Tingkatan usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.

Jenis Kelamin: Memuaskan sebagai suatu test untuk kedua-duanya, anak laki-laki dan anak perempuan.

Keandalan: Satu r dari .92 ditemukan ketika skor terbaik dari tiga percobaan direkam dari tes yang terpisah dan dihubungkan.

Obyektifitas: Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji yag berpengalaman dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.

Kebenaran: kebenaran diterima untuk tes ini.

Peralatan: Sama seperti untuk Tes front-to-Rear Splits.

Petunjuk: Sama seperti untuk Tes front-to-Rear Splits Test, kecuali melebarkan kaki-kaki terpisah (sisi kepada sisi) sampai selangkanganmu sedekat mungkin pada lantai.

Menentukan Skor: Sama dengan Tes front-to-Rear Splits, kecuali penggunaan skala yang ditampilkan di dalam Tabel 6-4.

Petunjuk tambahan: (1) Lutut harus dikunci pada saat pengukuran. (2) Tangan-tangan pemain itu boleh menyentuh lantai untuk keseimbangan selama perjanjian (3) Kemiringan pemain itu harus tidak menggeser posisi vertikal sebelumnya selama pengukuran.

Tabel didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.

Laki-laki

Tingkatan

Wanita

3 – 0

Dikedepankan/Canggih

2,75 – 0

8 – 3,25

Adv. Intermediate/antara

7,50 – 3

17,50 – 8,25

Intermediate/antara

16,75 – 7,75

2250 -1775

Adv. Pemula

21,50 – 17

Di atas – 22,75

Pemula

Di atas – 21,75



4.5 Tes Tingginya Bahu dan Pergelangan Tangan

Tujuan: Untuk mengembangkan kelentukan bahu dan pergelangan tangan. Catatan: karena sulit untuk mengangkat bahu di dalam test ini tanpa membentangkan pergelangan tangan, maka pergerakan dua persendian ini dikombinasikan untuk menghasilkan skor.

Spesifikasi Olahraga: (1) Olahraga senam (Keahlian latihan senam halang rintang dan senam lantai); (2) Gaya kupu-kupu dalam berenang; (3) gulat.

Tingkatan usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.

Jenis Kelamin: Memuaskan sebagai suatu test untuk anak laki-laki dan anak-anak perempuan.

Keandalan: Satu r dari .93 ditemukan ketika skor terbaik tiga percobaan direkam dari tes yang terpisah dan dihubungkan.

Obyektifitas: Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji berpengalaman dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.

Kebenaran: kebenaran diterima untuk tes ini

Peralatan: Flexomeasure dengan alat ukur dan penggaris pemandu ukuran disisipkan, ditambah satu alat ukur yang lebih besar. Pastikan garis A-B dari alat itu adalah berada paling dekat dengan angka kosong di ujung dari ukuran. Lihat catatan tambahan I untuk teks lain tanpa flexomeasure.

Petunjuk: (1) Asumsikan suatu posisi bertiarap (menelungkupkan) dengan lengan mu lurus dan menyerap alat ukur ekstra tentang lebar bahu terpisah. (2) Naikkan tongkat ukur ke atas setinggi mungkin ketika kamu memelihara dagu mu di atas lantai dan siku-siku lurus. (3) Ketika Anda menaikkan tongkat ukur, satu orang asisten harus diposisikan aku di depanmu dengan alat ukur pada posisi angka kosong di atas lantai. Ketika anda menjangkau titik yang paling tinggi, alat itu diangkat dengan tegak lurus naik sampai garis pemandu berhenti di bawah tongkat ukurmu dan di titik tengah di antara tanganmu. Pembacaan untuk perempat yang paling dekat dari inci dilakukan di alat jendela di garis C-D yang lebih rendah. (4) Ukur panjang lenganmu dari proses akromion (ujung dari lengan tangan pada sambungan) kepada pertengahan ujungjari. Menggunakan flexomeasure, selanjutnya tempatkan alat ukur pada posisi angka kosong di sebelah pertengahan ujungjari mu (seperti ketika lengan tangan tergantung) dan naikkan alat flexomeasure sampai garis A-B berhenti menyentuh proses akromionmu. Lakukan pembacaan yang mendekati perempat inci pada garis A-B (alas dari alat).

Menentukan Skor: Daya angkatmu yang terbaik dari tiga percobaan dikurangi dengan panjang lenganmu.

Contoh: panjang lengan = 30 inci

Daya angkat terbaik = 16

Skor = 14 inci


Daya angkat lengan tanganmu yang semakin dekat ke panjang lenganmu, maka semakin baik skormu. Jadi, skor kosong akan menjadi skor yang sempurna.

Petunjuk Tambahan: Walaupun beberapa individu sangat fleksibel sehingga mereka dapat menggerakkan tongkat melebihi titik vertikal yang paling tinggi, pengukuran harus diambil di titik vertikal yang paling tinggi.

Tabel didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 orang wanita pada perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.

Laki-laki

Tingkatan

Wanita

6 – 0

Dikedepankan/Canggih

5,50 – 0

8,25 – 6,25

Adv. Intermediate/antara

7,50 – 5,75

11,50 – 8,50

Intermediate/antara

10,75 – 7,75

12,50 – 11,75

Adv. Pemula

11,75 – 11

Di atas – 12,75

Pemula

Di atas – 12



4.6 Tes Perluasan Batang Tubuh dan Leher

Tujuan: Untuk mengembangkan kemampuan untuk meluaskan batang tubuh dan leher.

Spesifikasi Olahraga: (1) Olahraga senam (latihan lantai, balok); (2) gaya kupu-kupu dan gulat.

Tingkatan usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.

Jenis Kelamin: Memuaskan sebagai suatu test untuk anak laki-laki dan anak-anak perempuan.

Keandalan: Satu r dari .93 ditemukan ketika skor terbaik dari tiga percobaan direkam dari tes yang terpisah dan dihubungkan.

Obyektifitas: Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji yang telah berpengalaman dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.

Kebenaran: kebenaran/validitas diterima untuk tes ini

Peralatan: Alat flexomeasure dengan alat ukur dan garis memandu disisipkan. Pastikan garis A-B dari alat itu berada pada angka kosong dekat dengan ujung dari alat ukur ekstra, Lihat appendix I untuk test lain yang tanpa flexomeasure.

Petunjuk: (1) Suruhlah seorang asistenmu untuk mengukur panjang batang tubuh dan lehermu dengan mengambil jarak kepada perempat inci terdekat antara ujung hidungmu dan tempat duduk dari kursi dimana anda sedang duduk. Posisimu harus lurus dengan dagu yang merupakan posisi nol dari alat ukur ditempatkan di antara kaki-kaki mu dan tempat duduk di kursi. Berikutnya, alat flexomeasure diangkat sampai alas dari garis pemandu menyentuh ujung hidungmu. Asistenmu harus merekam hasil yang terbaca pada dasar alat tersebut (garis A-B). (2) Asumsikan suatu posisi bertiarap (menelungkupkan) di suatu matras, dan dengan tangan-tangan mu yang berhenti di bagian kecil punggungmu, angkat batang tubuhmu naik setinggi mungkin dari lantai. Seorang mitra perlu menjaga pinggangmu dengan menempatkan tangannya di belakang paha (dasar dari pantat). Asistenmu, yang bertempat di depan, meletakkan alat ukur dengan posisi angka nol di atas matras dan meluncurkan alat flexomeasure dengan tegak lurus naik sampai pinggiran atas dari garis pemandu menyentuh ujung hidungmu. Pembacaan atas hasil pengukuran dilakukan di jendela yang terpampang pada garis terendah (C - D).

Menentukan Skor: Kurangi tiga daya angkat terbaikmu dari skor panjangnya batang tubuh dan lehermu.

Contoh: Panjangnya batang tubuh dan leher = 32 inci

Daya angkat otot bahu terbaik = 15

Skor 17 inci

Semakin dekat daya angkat otot bahumu kepada panjang otot bahu dan leher yang diperkirakan, semakin baik skormu. Jadi, sebuah skor kosong akan menjadi sempurna.


Tabel yang didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.

Laki-laki

Tingkatan

Wanita

3 – 0

Dikedepankan/Canggih

2 – 0

6 – 3,25

Adv. Intermediate/antara

5,75 – 2,25

8 – 6,25

Intermediate/antara

7,75 – 6

10 – 8,25

Adv. Pemula

9,75 – 8

Di atas – 10,25

Pemula

Di atas – 10



4.7 Test Perputaran Bahu

Tujuan: Untuk mengukur tingkat kepada yang mana bahu-bahu akan berputar dengan sama seperti batas suatu genggaman yang paling mungkin.

Spesifikasi Olahraga: (1) Gaya kupu-kupu, gaya lintas tayang, dan gaya punggung di dalam berenang, (2) pindahkan dan memasukkan ke dalam ring (besi lingkar), palang yang tidak seimbang, dan palang horisontal di dalam olahraga senam.

Tingkatan usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.

Jenis Kelamin: Memuaskan sebagai suatu test untuk anak laki-laki dan anak-anak perempuan.

Keandalan: Satu r dari .97 ditemukan ketika skor terbaik dari tiga percobaan direkam dari tes yang terpisah dan dihubungkan.

Obyektifitas: Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji yang berpengalaman dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.

Kebenaran/Validitas : kebenaran/validitas diterima untuk tes ini

Peralatan: 60 inci dari tali dan flexomeasure dengan alat ukur dan tongkat pemandu disisipkan.

Petunjuk: (1) tangkap salah satu ujung tali untuk dengan tangan kirimu dan tangkap tali dengan tangan kananmu dengan cara seperti beberapa inci jauhnya. (2) Lebarkan kedua lengan untuk memenuhi panjang di depan dadamu dan putarlah tali melewati atas kepalamu. Ketika Anda menemui balasan dalam memutar bahu-bahumu, anda harus membiarkan tali untuk meluncur di dalam genggaman tangan kananmu sehingga lengan itu dapat melebar dan membiarkan anda untuk menurunkan tali sampai berhenti menyilang punggungmu. (3) Usahakan lenganmu tetap terkunci, putar ke posisi awal dan ukur banyaknya inci tali di antara ibu jari dari tangan-tanganmu. Sedikitnya jumlah jarak mengindikasikan kinerja yang lebih baik. (4) Amankan lebar bahu maksimum menjauhkan punggung dari deltoid ke deltoid dengan menggunakan flexomeasure.

Menentukan Skor: lebar bahumu dikurangi dari jumlah semua inci dari skormu yang terbaik dari tiga percobaan.

Contoh: Percobaan terbaik = 30 inci

Lebar bahu = 19

Skor = 11 inci


Jadi, semakin turun skor, semakin baik kinerja.


Tabel yang didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.

Laki-laki

Tingkatan

Wanita

7 – kurang

Dikedepankan/Canggih

5 – kurang

11,50 – 7,25

Adv. Intermediate/antara

9,755 – 5,25

14,50 – 11,75

Intermediate/antara

13 – 10

19,75 – 14,75

Adv. Pemula

17,75 – 13,25

Di atas - 20

Pemula

Di atas – 18


4.8 Tes Perluasan Mata Kaki (Penekukan Tapak Kaki)

Tujuan: Untuk mengembangkan perluasan mata kaki (penekukan tapak kaki)

Spesifikasi Olahraga dan Tari: Berenang, menyelam, olahraga senam, tarian dan menyelam, perluasan mata kaki menambah keindahan gerakan selagi di dalam renang dan saat melompat dimana ia menambah daya guna (efisiensi) mekanik.

Tingkatan usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.

Jenis Kelamin: Memuaskan sebagai suatu test untuk anak laki-laki dan anak-anak perempuan.

Keandalan: Satu r dari .93 ditemukan ketika skor terbaik dari tiga percobaan direkam dari tes yang terpisah dan dihubungkan.

Obyektifitas: Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji yang berpengalaman dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.

Kebenaran/validitas: kebenaran/validitas diterima untuk tes ini

Peralatan: Alat flexomeasure dengan alat ukur dan garis pemandu disisipkan. Pastikan garis A-B dari alat berada di dalam angka kosong dekat dengan ujung alat ukur. Lihat Catatan Tambahan C-2 untuk test yang lain dengan busur derajad.

Petunjuk: (1) Lepaskan sepatu-sepatumu dan ambil suatu posisi duduk di atas lantai dengan kaki kananmu selurus mungkin. ( 2) Perintahkan asistenmu menempatkan posisi alat ukur pada angka nol di atas lantai dan meluncurkan alat mengarah ke bawah sampai pemandu garis berhenti ke seberang titik yang paling rendah dari tulang tulang kering. (3) Lebarkan mata kaki mengulangi pengukuran di titik yang paling tinggi dari kaki (tidak juga jari kaki atau kura-kura kaki) selama perluasan maksimum. (4) Ulangi pengukuran di titik yang paling tinggi dari kaki. (5) Rekam/catat perbedaan antara garis kaki bagian atas (selama perluasan ) dan garis tulang kering terendah kepada salah satu yang paling dekat - delapan inci untuk masing-masing kaki.

Menentukan Skor: Rata-rata perbedaan kaki kanan dengan perbedaan skor kaki kiri dan membandingkan kinerjamu kepada skala di Tabel 6-8.


Tabel yang didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.

Laki-laki

Tingkatan

Wanita

0,75 – Kurang

Dikedepankan/Canggih

0,50 – Kurang

1,50 – 1

Adv. Intermediate/antara

1,25 – 0,75

2 – 1 ,75

Intermediate/antara

1,75 – 1,50

3 – 2,25

Adv. Pemula

2,25 – 2

Di atas – 3,25

Pemula

Di atas – 2,50


4.9 Tes Pembelokan Mata Kaki (Pembelokan Dorsi)

Tujuan: Untuk mengembangkan pembelokan mata kaki dan meregangkan gastroknemius (anak sapi) dan tumit.

Spesifikasi Olahraga: (1) Landasan pendaratan pemain depan dari jarak horisontal melompat dan melompat; (2) kelebihan bersandar seperti dalam gulat; (3) penerbangan dari lompatan ski.

Tingkatan usia: Usia enam sampai perguruan tinggi.

Jenis Kelamin: Memuaskan sebagai suatu test untuk anak laki-laki dan anak-anak perempuan.

Keandalan: Satu r dari .88 ditemukan ketika skor terbaik dari tiga percobaan direkam dari tes yang terpisah dan dihubungkan.

Obyektifitas: Satu r dari .99 ditemukan ketika skor-skor dari satu penguji yang berpengalaman dihubungkan dengan skor-skor dari satu penguji yang kurang pengalaman.

Kebenaran/validitas: kebenaran/validitas diterima untuk tes ini.

Peralatan: Suatu tongkat ukur atau pita-ukur diperlukan.

Petunjuk: Mundur dari suatu dinding, jagalah tumit datar di atas lantai, dan bersandar ke dalam tembok menyentuh tangan, dagu, dan dada. Kembangkanlah jarak sebanyaknya antara tembok dan tumit berdiri sedatar mungkin. Tangan-tangan itu bisa diperlebar menjauhi dinding ketika Anda tunduk dan menyentuh dagu dan dada, hanya saja tubuh dan lutut harus tetap dijaga lurus. Perintahlah asistenmu mengukur jarak antara garis jari kaki dan tembok (setelah persandaran terbaik ke depan dibuat dengan tumit datar di lantai). (2) Perintahkan asistenmu untuk mengukur tinggi badan yang berdiri dari lantai ke dagu.

Menentukan Skor: Kurangi jarak persandaranmu yang terbaik dari tingginya berdiri tubuhmu (dari lantai ke dagu) dan bandingkan kinerjamu kepada skala di Table 6-9. Biarkan tiga percobaan bersandar ke tembok dan rekam/catat salah satu yang terbaik pada perempat inci yang terdekat.

Contoh: Tingginya Berdiri = 53 inci (lantai kepada dagu)

Persandaran Terbaik = 33

Skor 20 inci


Semakin dekat jarak bersandarmu ke jarak tingginya berdirimu, semakin baik skormu. Jadi, skor kosong akan menjadi sempurna.

Tabel yang didasarkan pada sejumlah 100 orang laki-laki dan 100 wanita-wanita pada perguruan tinggi Corpus Christi State University, Corpus Christi, Tx., 1977.

Laki-laki

Tingkatan

Wanita

26,50 – Lebih sedikit

Dikedepankan/Canggih

24,25 – Lebih sedikit

29,50 – 26,75

Adv. Intermediate/antara

26,50 – 24,50

32,50 – 29,75

Intermediate/antara

30,25 – 26,75

35,25 – 32,75

Adv. Pemula

31,75 – 30,50

Di atas – 35,50

Pemula

Di atas – 32


  1. Permasalahan dari Pengukuran

Beberapa permasalahan bersifat nyata di dalam mengukur kelentukan siswa dengan teliti. Pertama-tama, guru atau pelatih harus memutuskan apakah skor ujian harus berhubungan dengan panjang atau lebar dari suatu bagian tubuh atau absolut dalam kaitan dengan menggunakan istilah apa yang siswa dapat lakukan berkaitan dengan suatu tujuan yang ditentukan dari kinerja. Secara umum, metode absolut diinginkan ketika latihan kelentukan dan pengujian kelentukan adalah untuk tujuan-tujuan dari kinerja olahraga. Melihat kembali contoh sebelumnya dari gerakan splits, di dalam pengujian kelentukan yang absolut, anda pada kenyataannya berkata, "Aku tidak mempedulikan betapa jangkung atau pendek anda, aku hanya ingin mengetahui seberapa dekat anda dapat menurunkan tempat dudukmu ke lantai."

Ke dua, kita telah lama mengetahui bahwa kelentukan sangat spesifik secara alami. Ini untuk mengatakan bahwa anda boleh jadi sungguh fleksibel dalam satu bidang tubuh dan hanya sedikit fleksibel di bagian yang lain. Jadi, kita secara umum mematahkan permasalahan atas temuan yang hanya satu item kelentukannya di suatu tes kebugaran fisik. Sementara itu satu item dapat menjadi ideal untuk beberapa siswa, namun bisa jadi menjadi pilihan yang buruk untuk siswa yang lain. Oleh karena itu, kita benar-benar perlu menyajikan suatu pilihan satu item di luar dari tiga materi kelentukan untuk membiarkan masing-masing siswa melaksanakan satu pilihan yang paling berhasil untuk dia, baik pria maupun wanita.

Tes-tes praktis tertentu ketiga, seperti tes gerakan splits depan ke belakang dan perputaran bahu, adalah menghabiskan waktu karena kesulitan mendapatkan para siswa dasar untuk mencapai posisi yang benar. Bagaimanapun, masalah ini dapat dikurangi dengan memberikan peraga-peraga yang tersedia atau gambar-gambar yang ditempatkan untuk membantu persiapan masing-masing siswa sebelum menjalani ujian.

Dan akhirnya, ada suatu kebutuhan akan skala penentuan nilai dan norma-norma di tingkat dasar, yunior dan senior.


  1. Penemuan dan Kesimpulan-kesimpulan dari Pengukuran Kelentukan dan Riset

Mengenai sifat alami Kelentukan

Kelentukan tidak ada sebagai suatu karakteristik umum yang tunggal, tetapi lebih sebagai suatu kemampuan sangat spesifik kepada setiap persendian dari tubuh. Jadi, seseorang yang sangat fleksibel dalam satu gabungan-gabungan, bisa rata-rata di dalam gabungan yang lain, dan sangat tidak fleksibel di dalam bagian yang ketiga.

Seperti komponen-komponen lain dari kebugaran fisik, kelentukan dapat diperbaiki melalui latihan. Banyak studi-studi mandiri yang mengungkapkan perbaikan penting sebagai hasil dari latihan yang reguler/teratur.

Anak-anak, usia 6 sampai 2, secara umum jadinya semakin lebih fleksibel tiap tahun sampai mereka menjangkau masa remaja. Lebih dari itu, studi dari anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan yang diperbandingkan berdasarkan usia setuju bahwa anak-anak perempuan secara umum lebih fleksibel.


  1. Mengenai Efek dari Latihan, Prosedur Latihan Olahraga dan Pendidikan Permulaan pada Kelentukan

Prosedur latihan kelentukan spesifik yang disertai metode peregangan statis dan metode peregangan balistik telah dipelajari dengan hasil signifikan yang dilaporkan untuk masing-masing. Meski tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara kedua metode, penelitian Riddle menandai masing-masing metode untuk bersifat superior terhadap suatu kombinasi keduanya. Di tahun terakhir, bagaimanapun, pendidik-pendidik jasmani dan pelatih-pelatih atletik lebih menyukai metode peregangan yang statis, mereka mengaku lebih sedikit kesempatan otot untuk mencair dan tegang. Banyaknya dukungan pada peregangan yang statis ini berdasar pada riset/penelitian dari de Vries.








BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Dari bab pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

  • Definisi tes adalah sebuah instrumen atau alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai individu atau objek.

  • Pengukuran dapat diartikan sebagai proses mengumpulkan informasi

  • Kelentukan, sebagai suatu komponen kebugaran fisik, adalah kemampuan dari suatu individu untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagiannya di mana lebar bidang gerakan tanpa merasakan ketegangan pada artikulasi-artikulasi dan pemasangan-pemasangan otot

  • Macam-macam kelentukan bermacam-macam jenisnya, antara lain:

  1. Tes Duduk dan Raih yang telah dimodifikasi

  2. Tes Bridge-up

  3. Tes Front-to-Rear-Splits

  4. Tes Merobek Sisi

  5. Tes Tingginya Bahu dan Pergelangan Tangan

  6. Tes Perluasan Batang Tubuh dan Leher

  7. Test Perputaran Bahu Tes

  8. Perluasan Mata Kaki (Penekukan Tapak Kaki)

  9. Tes Pembelokan Mata Kaki (Pembelokan Dorsi)


  1. Saran

Apabila hendah melakukan suatu tes sebaiknya mengikuti aturan-aturan yang telah ditentukan. Alat yang digunakan harus diketahui seberapa besar valid, reliabel, dan obyektif.

DAFTAR PUSTAKA

  • Johnson, Bl dan Nelson, JK. 1979. Practical Measurement for Evaluation in Physical Education. Minnesota : Burgess Publishing Company

  • Bompa, 1983. Theory and metodology Training. Tesis. Universitas Negeri Semarang.

  • Maksum, ali. 2007. Tes dan Pengukuran dalam Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.

  • Herawati Herawati, dan Wahyuni. 2004. Latihan Peregangan untuk Meningkatkan Feksibilitas Punggung. Skipsi. Universitas Muhammadiah Surakarta.

  • :www.sportindo.com, last acces 28 April 2009

  • http;// unik-nya-kelenturan-tubuh-seorang-gadis.html